"Dalam Loka" Istana Kerajaan Sumbawa |
Kedekatan hubungan antara kerajaan Sumbawa dengan kerajaan dari Sulawesi Selata menjadi semakin erat melalui hubungan perkawinan. Hal ini dapat dilihat dengan dipersuntingnya I Ratia Karaeng Agang Jene, ratu Sidenreng Sulawesi Selatan oleh Sultan Muhammad Jalaluddin I. Hubungan perkawinan juga dilakukan Sultan Muhammmad Kaharuddin I dengan mengawini putri raja bugis yang bernama I Sugiratu Karaeng Bontoparang yang pernah menggantikan suaminya yang wafat untuk memimpin kerajaan/kesultanan Sumbawa dan mempunyai gelar Sultan Siti Aisyah. Selanjutnya, pada tahun 1673 Dewa Maja Paruwa wafat. Untuk mengisi kekosongan kekuasaan ditunjuklah Mas Gowa untuk menjalankan pemerintahan kerajaan dan kemudian diganti oleh Mas Cini . Masa pemerintahan mereka berdua tidak ada yang dapat bertahan lama, keduanya terpaksa dilengserkan dari tahta kerajaan dikarenakan pandangan mereka masih kuat dipengaruhi paham Hindu. Sebagai pengganti, kemudian ditunjuklah Mas Bantan adik dari Mas Cini. Mas Bantan dikenal taat menjalankan Syariat Islam dan Pandangannya tentang Islam sangat luas. Mas Bantan kemudian dinobatkan menjadi raja pada tahun 1674 dengan gelar Sultan Harunnurasyid I. Ia merupakan raja Islam pertama yang mendapatkan gelar Sultan dikerajaan Sumbawa. Dinobatkannya Mas Bantan menjadi raja kerajaan Sumbawa menjadi titik awal kekuasaan Dinasti “Dewa Dalam Bawa”. Raja-raja pada masa kekuasaan Dinasti ini semuanya menjalankan ajaran Islam, hingga berakhirnya Dinasti ini pada tahun 1958 dengan sultan terakhir bernama Sultan Muhammad Kaharuddin III.